Pengertian
Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu
karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan
ilmiah, antara lain :
- Memberi penjelasan
- Memberi komentar atau penilaian
- Memberi saran
- Menyampaikan sanggahan
- Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya
dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk
ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat
metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain
dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa
fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis
secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis
tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang
disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar
tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya
tulis non ilmiah.
Bentuk
Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara
lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan
buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk
penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding
untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri
pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/
Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya
ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi
persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang
biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk
jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang
tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual
secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai
ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri
Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat
ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian
inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang
dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi
sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah
adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal,
dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang
pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan
kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam
Karya Ilmiah
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah)
mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi
ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung
data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi
lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi
menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material
berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari
hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan,
analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan
rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan
pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam
sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses
penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3.
Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi
akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi
merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sikap
Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah,
terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Sikap ingin
tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada
kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada
kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya
untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya,
kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3) Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada
kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4) Sikap ingin
menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk
eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang
baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan
yang dilakukannya.
5) Sikap
menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain
ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya
pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau
pendapat orang lain.
6) Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan,
bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti
melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin
diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7) Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada
kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan
orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
A.
Hakikat Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau
pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur,
dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau
bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain menyampaikan gagasan, memenuhi tugas
dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti
perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat
untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan
berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta
memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan
cakrawala ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang
populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk
dibaca.
B. Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu
struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan
bahasa.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya
ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,
tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
Tahap persiapan penulisan karya ilmiah terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut
ini.
1. Pemilihan topik/masalah untuk tulisan, yang dapat dilakukan dengan cara
merumuskan tujuan dengan jelas dan spesifik serta menentukan dan menelusuri
topik tulisan agar lebih terfokus.
2. Pengidentifikasian calon pembaca.
3. Penentuan cakupan materi untuk tulisan.
B. Pengumpulan Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah
Pokok-pokok materi yang telah anda pelajari adalah berikut ini.
1. Proses pengumpulan data/informasi untuk keperluan penulisan karya ilmiah
dapat dilakukan dengan cara penelusuran bahan atau sumber bacaan di
perpustakaan dan melacak informasi dari orang-orang yang ahli dalam bidang
tertentu dengan jalan mewawancarainya.
2. Dalam memanfaatkan perpustakaan, ada beberapa bagian yang perlu diketahui
cara penggunaannya, yaitu encyclopedia, bibliografi, periodical, referensi,
data statistik, dan terbitan-terbitan pemerintah.
3. Penelusuran pustaka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu lewat online
catalog, biasanya menggunakan terminal komputer sebagai sumber informasinya,
dan card-catalog (kartu katalog), dimana semua informasi tentang
pengarang/penulis buku/artikel, judul buku dan subjek/topik tulisan dicatat
dalam kartu.
4. Terdapat 3 (tiga) jenis kartu katalog yang dapat digunakan pada saat
penelusuran pustaka, yaitu kartu katalog yang berisi informasi tentang
pengarang/penulis, judul buku/artikel dan subjek/topik yang ditulis.
5. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelusuran data/informasi untuk
tulisan dengan cara wawancara adalah berikut ini.
a. Menentukan siapa yang akan diwawancarai.
b. Mengembangkan pedoman wawancara.
c. Melaksanakan wawancara.
d. Mengolah data hasil wawancara.
6. Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan merupakan
salah satu prasyarat terpenting yang menentukan keberhasilan suatu wawancara.
Pedoman wawancara ini harus dikembangkan berdasarkan cakupan materi atau
permasalahan yang akan dikembangkan dalam karya tulis ilmiah.
TEKNIK MENULIS DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR ILMIAH
A. Menulis Karya Ilmiah
1. Karya tulis ilmiah adalah hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil
pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan
secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah
menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik, cermat, tepat, jujur, dan
tidak bersifat terkaan, sistematis, dilengkapi dukungan dan pembuktian, tulus
dan bersifat ekspositoris.
3. Empat tabu bagi penulis ilmiah adalah mengakui tulisan orang lain,
menukangi, menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca.
4. Faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan
bahasa adalah pemilihan kata yang tepat, pendefinisian yang tepat, dan
penulisan yang singkat. Sementara itu, tulisan karya ilmiah yang komunikatif
dapat dihasilkan dengan memperhatikan gaya menulis, penyampaian ide, dan
ekspresi.
B. Teknik Menulis Artikel Konseptual
1. Tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas tulisan
adalah panjang tulisan, judul, dan nada.
2. Abstrak tulisan konseptual (75-100 kata) mencakup informasi tentang topik
(yang dinyatakan dalam satu kalimat), tujuan, hipotesis, ruang lingkup artikel,
sumber yang digunakan (misalnya observasi personal, literatur yang
dipublikasikan), dan kesimpulan.
C. Teknik Menulis Laporan dan Artikel Penelitian
1. Tujuh aspek materi yang harus diperhatikan pada saat menulis laporan atau
artikel ilmiah (Bartol, 1981) adalah signifikansi pertanyaan penelitian,
reliabilitas, yang validitas instrumen penelitian, kesesuaian hasil dengan
variabel yang diteliti, kesesuaian desain penelitian, keterwakilan populasi
dalam partisipan, penerapan standar etika, dan kesiapan pelaporan hasil.
2. Tujuh aspek teknis yang harus diperhatikan kelengkapannya dalam menulis
laporan atau artikel hasil penelitian adalah halaman judul, abstrak,
pendahuluan, metode, hasil, diskusi, dan referensi.
MENULIS KARYA ILMIAH
SESUAI DENGAN TARGET PEMBACA
A. Bagaimana Pembaca Memahami Tulisan
1. Input dalam proses membaca ialah bahan tertulis yang dibaca, sedangkan
output-nya adalah pemahaman terhadap bahan tertulis tersebut. Input lainnya
dalam kegiatan membaca ialah kondisi yang mempengaruhi pembaca. Kondisi
tersebut diantaranya ialah kondisi internal pembaca yang meliputi pengetahuan
dan pengalaman sebelumnya.
2. Pengetahuan pembaca terhadap kata berhubungan dengan aspek semantik,
sintaktik, dan pragmatik dari kata tersebut. Aspek semantik berkaitan dengan
makna luas dari sebuah kata itu. Aspek sintaktik terkait dengan pengkategorian
kata. Pengetahuan pembaca mengenai aspek pragmatik memungkinkan pembaca
memahami arti kata dalam tulisan berdasarkan arti secara keseluruhan dari
tulisan tersebut.
3. Pemaknaan kata dijelaskan dalam dua teori berikut. Pertama, makna kata
merujuk pada objek yang dinyatakan oleh kata tersebut. Misalnya, makna kata
“kursi” terkait dengan objek yang digunakan untuk duduk. Namun, tidak semua
kata memiliki objek sebagai rujukannya. Teori lain menyatakan bahwa kata tidak
merujuk kepada objek tetapi pada konsep. Oleh karena itu kata tertentu tetap
digunakan meskipun objeknya telah berganti.
4. Proses membaca dipengaruhi oleh empat kondisi pembaca, yaitu (1) kemampuan
pembaca dalam memproses kata dan kalimat, (2) kemampuan pembaca memahami apa
yang tersirat, (3) kemampuan pembaca menangani kata-kata baru, dan (4)
kemampuan pembaca untuk memilih informasi dalam tulisan berdasarkan
kebutuhannya.
B. Target Pembaca
1. Pemahaman terhadap target pembaca dan karakteristiknya merupakan kunci untuk
membuat tulisan ilmiah yang berhasil. Penulis perlu mencari tahu hal-hal yang
terkait dengan target pembaca melalui pertanyaan (1) siapa yang akan membaca
tulisan ini, (2) apa yang mereka ketahui mengenai subjek yang ditulis ini, (3)
mengapa mereka akan membaca tulisan ini, dan (4) bagaimana mereka akan membaca
tulisan ini?
2. Target pembaca digolongkan dalam (1) masyarakat akademis, (2) masyarakat
ilmiah, (3) penyandang dana, dan (4) masyarakat umum.
3. Karakteristik dari target pembaca masyarakat akademis ialah bersifat menguji
terhadap tulisan ilmiah yang dibacanya. Pembaca memfokuskan pada keakuratan
informasi serta cara memperoleh informasi tersebut.
4. Karakteristik target pembaca ini ialah mereka membaca untuk menambah
pengetahuan keilmuan dalam bidangnya. Laporan ilmiah untuk target pembaca
masyarakat ilmiah mementingkan unsur kebaruan dan keaslian. Informasi ilmiah
yang baru dan orisinal sangat dihargai oleh target pembaca masyarakat akademis.
5. Laporan ilmiah untuk target pembaca penyandang dana menekankan pada
kekonsistenan terhadap TOR. Informasi dalam laporan ilmiah perlu konsisten
dengan yang disyaratkan pada TOR. Meskipun laporan ilmiah merupakan “pesanan”
penyandang dana, namun objektivitas perlu dijaga sesuai dengan etika ilmiah.
Pengertian pesanan dalam hal ini, hanyalah menyangkut tujuan kegiatan ilmiah,
bukan pada hasilnya.
6. Penulisan yang ditujukan pada target pembaca masyarakat umum memerlukan cara
mengomunikasikan hasil penelitian yang hati-hati, cermat, dan teliti.
Pengungkapan harus lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam dengan cara
pengungkapan bahasa sehari-hari yang populer. Istilah teknis sedapat mungkin
dihindari agar memudahkan pembaca memahaminya. Topik yang diangkat dalam
tulisan difokuskan pada informasi yang sudah pasti saja yang sudah disepakati
oleh kebanyakan pakar. Laporan ilmiah dengan target pembaca masyarakat umum
perlu menekankan pada informasi yang praktis dan terkait dengan kehidupan
sehari-hari mereka.
MENULIS KARYA ILMIAH
A. Sistematika dan Cara Penyusunan Laporan Penelitian
Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3
bagian pokok, yaitu (1) bagian pembuka, (2) bagian inti, dan (3) bagian
penutup.
Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lengkap harus mengandung
komponen-komponen berikut ini.
1. Judul.
2. Halaman judul.
3. Halaman pengesahan.
4. Halaman penerimaan.
5. Kata pengantar.
6. Abstrak.
7. Daftar isi.
8. Daftar tabel.
9. Daftar grafik, bagan atau skema.
10. Daftar singkatan dan lambang.
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan penelitian merupakan tulisan
yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian
dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan.
Bagian inti merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang
ingin disampaikan. Pada bagian inti inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian
pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta
simpulan dan saran disajikan secara lengkap.
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada
pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus
perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang
akan disampaikan.
2. Kajian Pustaka dan Keterangan Teori
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu
yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisi
terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup
penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan
antarvariabel tersebut.
3. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data serta
kelemahan penelitian.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah.
Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta
pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.
5. Simpulan dan Saran
Simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan
hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Simpulan diperoleh dari uraian
analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis
dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan
pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang
dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian
simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai
penelitian lanjut yang dapat dilakukan.
Bagian penutup pada umumnya terdiri dari (1) daftar pustaka, (2) lampiran,
serta (3) daftar indeks dan glosarium. Daftar pustaka merupakan hal yang wajib
dicantumkan, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya dituliskan apabila
diperlukan. Daftar pustaka yang dimasukkan adalah hanya yang signifikan dan
terkait dengan penelitian, baik dalam bentuk bahan cetakan, elektronik atau
seminar. Daftar pustaka yang disusun sesuai standar internasional yang paling
banyak digunakan, yaitu standar dari Association of American Psychology (APA).
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrumen penelitian, seperti
kuesioner atau daftar checklist untuk observasi, dan bentuk lain yang terkait
dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat pada laporan. Penulisan
indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan
dituliskan. Penulisan indeks ditujukan agar pembaca dapat dengan cepat mencari
istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut.
B. Sistematika dan Cara Penyusunan Makalah
Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling sederhana di
antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efendi (1991) makalah diartikan sebagai
karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data
di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah juga dapat berupa penyajian
pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah,
yang juga terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup.
Bagian pembuka pada penulisan pada penulisan makalah sangat sederhana dan
umumnya dituangkan dalam halaman judul saja. Karena sifatnya yang singkat, pada
umumnya antara 5-20 halaman tergantung keperluan dan aturan yang dikenakan maka
pada makalah tidak lazim disertakan keterangan, misalnya “Daftar Isi” dan “Kata
Pengantar”.
Bagian Inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian,
berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan
kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya
dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah
disajikan dalam versi yang lebih singkat.
Bagian Penutup digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian.
C. Penyusunan Abstrak
Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya
ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman
informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Abstrak untuk karya ilmiah harus
menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah
seperti pembukaan, kajian materi dan metode, hasil, dan pembahasan.
Dalam penulisan sebuah karya, setidaknya ada dua jenis yaitu: abstrak
informatif dan abstrak deskriptif. Abstrak informatif merupakan ringkasan dan
memuat hal-hal pokok yang asli dalam sebuah karya ilmiah. Abstrak informatif
banyak digunakan dalam penulisan makalah jurnal atau penulisan karya ilmiah
hasil penelitian. Abstrak deskriptif dirancang untuk menunjukkan subjek atau
bahasan dari sebuah karya ilmiah, yang mempermudah calon pembaca untuk
memutuskan akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak.
Abstrak sebuah karya ilmiah dapat diterbitkan bersama-sama dengan naskah
aslinya, tetapi dapat juga diterbitkan secara tersendiri. Apabila abstrak
diterbitkan bersama dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai
petunjuk depan atau heading bagi pembaca. Dengan membaca abstrak, pembaca
mengetahui tentang isi tulisan tersebut seehingga pembaca dapat menentukan
secara cepat apakah dia perlu membacanya atau tidak membaca dengan cepat.
Abstrak untuk karya tulis hasil penelitian menggunakan jenis abstrak informatif
yang memiliki struktur yang jelas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya abstrak
penulisan laporan penelitian pada intinya terdiri dari 5 hal penting, yaitu (1)
latar belakang, (2) tujuan, (3) metode, (4) hasil, dan (5) simpulan.
PRESENTASI LISAN YANG EFEKTIF
A. Kriteria dan Persiapan Presentasi Efektif
Presentasi yang efektif memenuhi kriteria sebagai presentasi yang komunikatif,
memicu berpikir pendengarnya dan memotivasi untuk melakukan tindakan sebagai
tindak lanjut. Di samping itu, presentasi efektif, materi atau isinya harus
akurat, benar, tepat, dan lengkap.
Mempersiapkan suatu presentasi dilakukan melalui serangkaian langkah. Pertama,
menganalisis siapa yang akan menjadi peserta atau pendengar presentasi, dengan
memperhatikan di antaranya karakteristik, pekerjaan dan minat mereka. Pemahaman
terhadap pendengar akan membantu pembicara untuk membuat kaitan atau hubungan
antara topik yang dibahas dengan kebutuhan dan minat peserta. Langkah kedua,
menyusun garis besar materi dan melengkapi persiapan melalui riset tambahan,
dilanjutkan dengan menyiapkan visual dan berlatih melakukan presentasi dengan
menggunakan perangkat presentasi yang telah dikembangkan.
B. Menyampaikan Presentasi
Kegiatan belajar ini membahas tentang berbagai faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyajikan suatu presentasi. Pokok yang dibahas mencakup
bagaimana rasa cemas sebagai pembicara yang sering menghambat seseorang untuk
dapat berbicara dengan efektif, dengan cara menguasai materi pembicaraan dengan
baik. Dalam menyampaikan presentasi perlu memberikan penekanan pada pokok-pokok
pikiran yang penting dan menggunakan ilustrasi dalam berbagai bentuk visual,
menggunakan pandangan mata untuk berkomunikasi dengan pendengar, menggunakan
tanya jawab untuk memberikan klarifikasi berbagai pokok pembahasan serta
menepati waktu presentasi bik pada waktu memulai dan mengakhiri presentasi.
Pembicara yang baik perlu melakukan evaluasi apa yang telah dilakukan dan
menggunakan hasilnya untuk perbaikan presentasi.