Selasa, 30 April 2013

TAHAPAN PENULISAN KAYA ILMIAH



Diposkan oleh Verani Rosita
Membuat Karya Tulis Ilmiah Populer
Secara umum, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David Nunan, yakni: (1) tahap pra-penulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing). Dalam prakteknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
(1) tahap persiapan (pra-penulisan)
(2) tahap inkubasi
(3) tahap iluminasi
(4) tahap verifikasi/evaluasi

Hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistic, dan lain-lain) melalui keempat tahap ini. Berikut paparan keempat fase ini:

Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.

Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam.

Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika kita duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Agar gagasan tidak menguap begitu saja, seorang pembelajar menulis yang baik selalu menyediakan ballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya ke mana pun ia pergi.

Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.


Tahapan Umum Penulisan Karya Ilmiah
Tahap persiapan mencakup kegiatan menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Masalah yang ditemukan itu didukung oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah. Langkah berikutnya mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis.
Langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan. Metodologi dalam tahap persiapan penulisan karya ilmiah juga diperlukan . Metodologi mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data. Kemudian tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai. Terakhir adalah tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai.

PENGERTIAN KARYA ILMIAH



Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
  • Memberi penjelasan
  • Memberi komentar atau penilaian
  • Memberi saran
  • Menyampaikan sanggahan
  • Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)    Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2)    Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)    Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4)    Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)    Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)    Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7)    Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.


A.     Hakikat Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.

B. Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH


A. Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
Tahap persiapan penulisan karya ilmiah terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini.
1. Pemilihan topik/masalah untuk tulisan, yang dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan dengan jelas dan spesifik serta menentukan dan menelusuri topik tulisan agar lebih terfokus.
2. Pengidentifikasian calon pembaca.
3. Penentuan cakupan materi untuk tulisan.

B. Pengumpulan Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah
Pokok-pokok materi yang telah anda pelajari adalah berikut ini.
1. Proses pengumpulan data/informasi untuk keperluan penulisan karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara penelusuran bahan atau sumber bacaan di perpustakaan dan melacak informasi dari orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu dengan jalan mewawancarainya.
2. Dalam memanfaatkan perpustakaan, ada beberapa bagian yang perlu diketahui cara penggunaannya, yaitu encyclopedia, bibliografi, periodical, referensi, data statistik, dan terbitan-terbitan pemerintah.
3. Penelusuran pustaka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu lewat online catalog, biasanya menggunakan terminal komputer sebagai sumber informasinya, dan card-catalog (kartu katalog), dimana semua informasi tentang pengarang/penulis buku/artikel, judul buku dan subjek/topik tulisan dicatat dalam kartu.
4. Terdapat 3 (tiga) jenis kartu katalog yang dapat digunakan pada saat penelusuran pustaka, yaitu kartu katalog yang berisi informasi tentang pengarang/penulis, judul buku/artikel dan subjek/topik yang ditulis.
5. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelusuran data/informasi untuk tulisan dengan cara wawancara adalah berikut ini.
a. Menentukan siapa yang akan diwawancarai.
b. Mengembangkan pedoman wawancara.
c. Melaksanakan wawancara.
d. Mengolah data hasil wawancara.
6. Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan merupakan salah satu prasyarat terpenting yang menentukan keberhasilan suatu wawancara. Pedoman wawancara ini harus dikembangkan berdasarkan cakupan materi atau permasalahan yang akan dikembangkan dalam karya tulis ilmiah.


TEKNIK MENULIS DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR ILMIAH


A. Menulis Karya Ilmiah
1. Karya tulis ilmiah adalah hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik, cermat, tepat, jujur, dan tidak bersifat terkaan, sistematis, dilengkapi dukungan dan pembuktian, tulus dan bersifat ekspositoris.
3. Empat tabu bagi penulis ilmiah adalah mengakui tulisan orang lain, menukangi, menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca.
4. Faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan bahasa adalah pemilihan kata yang tepat, pendefinisian yang tepat, dan penulisan yang singkat. Sementara itu, tulisan karya ilmiah yang komunikatif dapat dihasilkan dengan memperhatikan gaya menulis, penyampaian ide, dan ekspresi.

B. Teknik Menulis Artikel Konseptual
1. Tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas tulisan adalah panjang tulisan, judul, dan nada.
2. Abstrak tulisan konseptual (75-100 kata) mencakup informasi tentang topik (yang dinyatakan dalam satu kalimat), tujuan, hipotesis, ruang lingkup artikel, sumber yang digunakan (misalnya observasi personal, literatur yang dipublikasikan), dan kesimpulan.

C. Teknik Menulis Laporan dan Artikel Penelitian
1. Tujuh aspek materi yang harus diperhatikan pada saat menulis laporan atau artikel ilmiah (Bartol, 1981) adalah signifikansi pertanyaan penelitian, reliabilitas, yang validitas instrumen penelitian, kesesuaian hasil dengan variabel yang diteliti, kesesuaian desain penelitian, keterwakilan populasi dalam partisipan, penerapan standar etika, dan kesiapan pelaporan hasil.
2. Tujuh aspek teknis yang harus diperhatikan kelengkapannya dalam menulis laporan atau artikel hasil penelitian adalah halaman judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, dan referensi.

MENULIS KARYA ILMIAH
SESUAI DENGAN TARGET PEMBACA


A. Bagaimana Pembaca Memahami Tulisan
1. Input dalam proses membaca ialah bahan tertulis yang dibaca, sedangkan output-nya adalah pemahaman terhadap bahan tertulis tersebut. Input lainnya dalam kegiatan membaca ialah kondisi yang mempengaruhi pembaca. Kondisi tersebut diantaranya ialah kondisi internal pembaca yang meliputi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.
2. Pengetahuan pembaca terhadap kata berhubungan dengan aspek semantik, sintaktik, dan pragmatik dari kata tersebut. Aspek semantik berkaitan dengan makna luas dari sebuah kata itu. Aspek sintaktik terkait dengan pengkategorian kata. Pengetahuan pembaca mengenai aspek pragmatik memungkinkan pembaca memahami arti kata dalam tulisan berdasarkan arti secara keseluruhan dari tulisan tersebut.
3. Pemaknaan kata dijelaskan dalam dua teori berikut. Pertama, makna kata merujuk pada objek yang dinyatakan oleh kata tersebut. Misalnya, makna kata “kursi” terkait dengan objek yang digunakan untuk duduk. Namun, tidak semua kata memiliki objek sebagai rujukannya. Teori lain menyatakan bahwa kata tidak merujuk kepada objek tetapi pada konsep. Oleh karena itu kata tertentu tetap digunakan meskipun objeknya telah berganti.
4. Proses membaca dipengaruhi oleh empat kondisi pembaca, yaitu (1) kemampuan pembaca dalam memproses kata dan kalimat, (2) kemampuan pembaca memahami apa yang tersirat, (3) kemampuan pembaca menangani kata-kata baru, dan (4) kemampuan pembaca untuk memilih informasi dalam tulisan berdasarkan kebutuhannya.

B. Target Pembaca
1. Pemahaman terhadap target pembaca dan karakteristiknya merupakan kunci untuk membuat tulisan ilmiah yang berhasil. Penulis perlu mencari tahu hal-hal yang terkait dengan target pembaca melalui pertanyaan (1) siapa yang akan membaca tulisan ini, (2) apa yang mereka ketahui mengenai subjek yang ditulis ini, (3) mengapa mereka akan membaca tulisan ini, dan (4) bagaimana mereka akan membaca tulisan ini?
2. Target pembaca digolongkan dalam (1) masyarakat akademis, (2) masyarakat ilmiah, (3) penyandang dana, dan (4) masyarakat umum.
3. Karakteristik dari target pembaca masyarakat akademis ialah bersifat menguji terhadap tulisan ilmiah yang dibacanya. Pembaca memfokuskan pada keakuratan informasi serta cara memperoleh informasi tersebut.
4. Karakteristik target pembaca ini ialah mereka membaca untuk menambah pengetahuan keilmuan dalam bidangnya. Laporan ilmiah untuk target pembaca masyarakat ilmiah mementingkan unsur kebaruan dan keaslian. Informasi ilmiah yang baru dan orisinal sangat dihargai oleh target pembaca masyarakat akademis.
5. Laporan ilmiah untuk target pembaca penyandang dana menekankan pada kekonsistenan terhadap TOR. Informasi dalam laporan ilmiah perlu konsisten dengan yang disyaratkan pada TOR. Meskipun laporan ilmiah merupakan “pesanan” penyandang dana, namun objektivitas perlu dijaga sesuai dengan etika ilmiah. Pengertian pesanan dalam hal ini, hanyalah menyangkut tujuan kegiatan ilmiah, bukan pada hasilnya.
6. Penulisan yang ditujukan pada target pembaca masyarakat umum memerlukan cara mengomunikasikan hasil penelitian yang hati-hati, cermat, dan teliti. Pengungkapan harus lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam dengan cara pengungkapan bahasa sehari-hari yang populer. Istilah teknis sedapat mungkin dihindari agar memudahkan pembaca memahaminya. Topik yang diangkat dalam tulisan difokuskan pada informasi yang sudah pasti saja yang sudah disepakati oleh kebanyakan pakar. Laporan ilmiah dengan target pembaca masyarakat umum perlu menekankan pada informasi yang praktis dan terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka.

MENULIS KARYA ILMIAH


A. Sistematika dan Cara Penyusunan Laporan Penelitian
Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu (1) bagian pembuka, (2) bagian inti, dan (3) bagian penutup.
Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini.
1. Judul.
2. Halaman judul.
3. Halaman pengesahan.
4. Halaman penerimaan.
5. Kata pengantar.
6. Abstrak.
7. Daftar isi.
8. Daftar tabel.
9. Daftar grafik, bagan atau skema.
10. Daftar singkatan dan lambang.
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan.
Bagian inti merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian inti inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap.
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan.
2. Kajian Pustaka dan Keterangan Teori
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisi terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
3. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data serta kelemahan penelitian.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
5. Simpulan dan Saran
Simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan.
Bagian penutup pada umumnya terdiri dari (1) daftar pustaka, (2) lampiran, serta (3) daftar indeks dan glosarium. Daftar pustaka merupakan hal yang wajib dicantumkan, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya dituliskan apabila diperlukan. Daftar pustaka yang dimasukkan adalah hanya yang signifikan dan terkait dengan penelitian, baik dalam bentuk bahan cetakan, elektronik atau seminar. Daftar pustaka yang disusun sesuai standar internasional yang paling banyak digunakan, yaitu standar dari Association of American Psychology (APA).
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrumen penelitian, seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi, dan bentuk lain yang terkait dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat pada laporan. Penulisan indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan indeks ditujukan agar pembaca dapat dengan cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut.



B. Sistematika dan Cara Penyusunan Makalah
Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling sederhana di antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efendi (1991) makalah diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah, yang juga terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup.
Bagian pembuka pada penulisan pada penulisan makalah sangat sederhana dan umumnya dituangkan dalam halaman judul saja. Karena sifatnya yang singkat, pada umumnya antara 5-20 halaman tergantung keperluan dan aturan yang dikenakan maka pada makalah tidak lazim disertakan keterangan, misalnya “Daftar Isi” dan “Kata Pengantar”.
Bagian Inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan dalam versi yang lebih singkat.
Bagian Penutup digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian.

C. Penyusunan Abstrak
Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Abstrak untuk karya ilmiah harus menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah seperti pembukaan, kajian materi dan metode, hasil, dan pembahasan.
Dalam penulisan sebuah karya, setidaknya ada dua jenis yaitu: abstrak informatif dan abstrak deskriptif. Abstrak informatif merupakan ringkasan dan memuat hal-hal pokok yang asli dalam sebuah karya ilmiah. Abstrak informatif banyak digunakan dalam penulisan makalah jurnal atau penulisan karya ilmiah hasil penelitian. Abstrak deskriptif dirancang untuk menunjukkan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah, yang mempermudah calon pembaca untuk memutuskan akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak.
Abstrak sebuah karya ilmiah dapat diterbitkan bersama-sama dengan naskah aslinya, tetapi dapat juga diterbitkan secara tersendiri. Apabila abstrak diterbitkan bersama dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai petunjuk depan atau heading bagi pembaca. Dengan membaca abstrak, pembaca mengetahui tentang isi tulisan tersebut seehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah dia perlu membacanya atau tidak membaca dengan cepat.
Abstrak untuk karya tulis hasil penelitian menggunakan jenis abstrak informatif yang memiliki struktur yang jelas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya abstrak penulisan laporan penelitian pada intinya terdiri dari 5 hal penting, yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan, (3) metode, (4) hasil, dan (5) simpulan.

PRESENTASI LISAN YANG EFEKTIF


A. Kriteria dan Persiapan Presentasi Efektif
Presentasi yang efektif memenuhi kriteria sebagai presentasi yang komunikatif, memicu berpikir pendengarnya dan memotivasi untuk melakukan tindakan sebagai tindak lanjut. Di samping itu, presentasi efektif, materi atau isinya harus akurat, benar, tepat, dan lengkap.
Mempersiapkan suatu presentasi dilakukan melalui serangkaian langkah. Pertama, menganalisis siapa yang akan menjadi peserta atau pendengar presentasi, dengan memperhatikan di antaranya karakteristik, pekerjaan dan minat mereka. Pemahaman terhadap pendengar akan membantu pembicara untuk membuat kaitan atau hubungan antara topik yang dibahas dengan kebutuhan dan minat peserta. Langkah kedua, menyusun garis besar materi dan melengkapi persiapan melalui riset tambahan, dilanjutkan dengan menyiapkan visual dan berlatih melakukan presentasi dengan menggunakan perangkat presentasi yang telah dikembangkan.

B. Menyampaikan Presentasi
Kegiatan belajar ini membahas tentang berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyajikan suatu presentasi. Pokok yang dibahas mencakup bagaimana rasa cemas sebagai pembicara yang sering menghambat seseorang untuk dapat berbicara dengan efektif, dengan cara menguasai materi pembicaraan dengan baik. Dalam menyampaikan presentasi perlu memberikan penekanan pada pokok-pokok pikiran yang penting dan menggunakan ilustrasi dalam berbagai bentuk visual, menggunakan pandangan mata untuk berkomunikasi dengan pendengar, menggunakan tanya jawab untuk memberikan klarifikasi berbagai pokok pembahasan serta menepati waktu presentasi bik pada waktu memulai dan mengakhiri presentasi.
Pembicara yang baik perlu melakukan evaluasi apa yang telah dilakukan dan menggunakan hasilnya untuk perbaikan presentasi.

BAURAN PEMSARAN



Setiap era selalu ada trend  baru yang menuntut ilmu pemasaran terus berkembang, kecanggihan teknologi serta banyaknya penemuan baru menciptakan kondisi yang memaksa ilmu pemasaran ikut berkembang demi menemukan solusi dalam memasarkan berbagai barang dan jasa. Makalah ini berusaha menyajikan beberapa informasi tentang konsep dalam komunikasi pemasaran dari sejak pertama kali di rumuskan.
Konsep dasar dari komunikasi pemasaran  yang menjadi awal perkembangan konsep komunikasi pemasaran :
1.Product (Produk)
2.Price (Harga)
3.Place (Tempat, Distribusi)
4.Promotion (Promosi)
Seiring kemajuan masa, komunikasi pemasaran mengenai 4P ini dijabarkan lagi menjadi beberapa konsep, konsep dasar dari strategi promosi tersebut yaitu:
Promotion Strategy (5)
1.Periklanan
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
2.Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3.Hubungan masyarakat dan Publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
4.Penjualan secara pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
5.Pemasaran langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.


Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar makin ketat, berkembangannya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosi di rumuskan menjadi:

1.Advertising
2.Consumer sales promotion
3.Trade Promotion and Co-marketing
4.Packaging, Point-Of-Purchase
5.Personal Selling
6.Public Relations
7.Brand Publicity
8.Corporate Advertising
9.The internet
10.Direct marketing
11.Experiantial Contact: Events, Sponsorship
12.Customer Service
13.Word of Mouth
Berikut penulis akan memaparkan satu persatu  kelebihan dan kekurangan dari konsep-konsep tersebut. 
I.          Advertising (Periklanan)
Kelebihan Dan Kekurangan Media Iklan
1.Media Eletronik
1.a. T
elevisi ( TV )


·      Kelebihan :
Dapat dinikmati oleh siapa saja.
Dapat menjangkau daerah yang luas.
Waktu siarannya sudah tertentu.
Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar ( yang bergerak ).
Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan.
Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membacaseperti pada media cetak. Dengan gambar-gambar, semua orang sudah cukup mengerti maknanya.
·      Kekurangan :
Biaya relatif tinggi.
Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat).
Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya kemungkinan menjangkau segmen tidak tepat karena pemborosan geografis).
Kesulitan teknis.
Tidak semua tempatdapat dicapai gelombang penyiaran televisi.
Tidak semua orang memiliki pesawat televisi melihat harganya yang relatif mahal.
1.b. Radio


·      Kelebihan :
Biayanya relatif rendah (dalam artian hardware-nya serta dalam produksi siarannya)
Dapat diterima oleh siapa saja.
Dapat menjangkau daerah yang cukup luas.
Bersifat Auditif
1.Lebih leluasa dalam penyampaian pesan-pesannya tanpa banyak varian-variannya. 2.Menimbulkan audio imaginatif. Efek yang ditimbulkan lebih dahsyat dari pada efek visual.
Daya tembus yang besar tidak mengenal rintangan. Radio yang menggunakan gelombang SW, MW, mempunyai kemampuan penetrasi area yang luas sehingga pesan yang disampaikan dapat mengatasi jarak, ruang dan waktu.
Merupakan sarana yang cepat dalam menyebarluaskan informasi .
Radio dapat diterima dan didengar di areal tanpa listrik atau tidak selalu membutuhkan daya listrik.
Praktis (portable dapat di bawa kemana-mana) dan audience selectivity.
Mengatasi buta huruf artinya para pendengar radio tidak dituntut untuk bisa membaca.
·      Kekurangan :
Waktunya terbatas.
Tidak mengemukakan gambar.
Pendengar sering kurang mendengarkan secara penuh karena diselingi melakukan pekerjaan lain.
Noise Faktor (khusus gelombang MW dan SW)
Sulit untuk menyampaikan pesan-pesan yang kompleks
Alternatif audiance dalam pemilihan stasiun lebih banyak ( persaingan yang ketat )
Sekilas dengar atau bersifat auditif saja sedangkan televii lebih lengkap.
Tidak dapat di gunakan untuk menyampaikan acara yang abstrak dan komples (rumit)
Radio adalah termasuk media yang time organized, sehingga untuk penataan program acaranya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Untuk penyampaian pesan yang bersifat informatif maka maximum durasinya adalah 15 menit.
Untuk acara yang bersifat entertainment bisa sampai 30 s.d 45 menit.
2. Media Cetak
2.a. K
oran ( Surat Kabar )


·      Kelebihan :
Biasanya relatif tidak mahal. Fleksibel (lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah nasional) berkaitan dengan khalayak yang dijadikan sasaran iklan).Dapat dinikmati lebih lama.
  Market coverage ; surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan wilayahnya. Comparison shooping ; surat kabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa. Positive consumer attitude ; aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca.
·      Kekurangan :
Mudah diabaikan
 serta cepat basi. Contoh : Short life span ; meski jangkauannya luas dan massal serta dapat didokumentasikan, pembaca surat kabar hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu usia informasinya hanya 24 jam setelah itu sudah dianggap basi. Clutter ; Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
Limited coverage of certains group ; beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh surat kabar, misal kelompok masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat usia di bawah 15 tahun.
Products that don’t fit ; beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi atau memerlukan pertimbangan tertentu. Contoh iklan BH atau iklan peralatan olah raga.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
2.b. Majalah


·      Kelebihan :
Dapat dinikamti lebih lama (long life span)
Pembacaannya lebih selektif.
Dapat mengemukakan gambar yang menarik (Kualitas Visual).
Khalayak sasaran; salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan dengan
media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar tertentu
yang terspesialisasi.
Penerimaan khalayak; kemampuan mengangkat produk-produk yang
diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige
majalah yang bersangkutan.
·      Kekurangan :
Biaya lebih relatif tinggi (mahal).
Fleksibilitasnya rendah (terbatas).
Distribusi
Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga hanya menumpuk di rak-rak toko. Ada juga majalah yang tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. Di beberapa daerah tertentu yang daya belinya tinggi namun sulit dijangkau, majalah sering tidak ada.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
3. Media luar ruang ( Outdoor) )
3.a. B
illboard


·      Kelebihan :
Relatif Murah
Media luar ruang / billboard sesungguhnya memerlukan pembiayaan yang relatif murah karena berlaku selama 1 tahun untuk sekali kontrak/pembayaran.
Penjadwalan Fleksibel
Penjadwalan / penempatan media luar ruang relatif fleksibel karena dapat ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap paling tepat untuk suatu produk yang akan diiklankan.
Mengingatkan produk secara terus-menerus
Billboard yang dipasang pada lokasi-lokasi strategis seperti perempatan jalan memiliki terpaan secara terus-menerus bagi pengguna jalan yang melewatinya.
Mengajak langsung membeli
Dengan ukuran yang besar dan pencahayaan yang sempurna billboard bahkan dapat menarik setiap pengguna jalan. Dampak yang jauh adalah mampu mempengaruhi langsung untuk mencoba atau membeli produk yang diiklankan dalam billboard.
Potensi Kreatif
Media luar ruang memiliki fleksibilitas pengembangan kreatifitas sesuai dengan kemampuan praktisi-praktisi kreatif.
·      Kekurangan :
Pesan Terbatas
Karena waktu baca / penglihatan yang sekelebat, pesan-pesan pada media luar ruang dibuat sangat terbatas atau singkat.
Tidak efektif bagi pengendara mobil
Pengendara mobil yang membutuhkan konsentrasi penuh, kadang-kadang mengesampingkan berbagai hal yang ia lewati, termasuk billboard yang mengiklankan produk tertentu, apalagi membaca secara jelas.
Kendaraan umum yang penuh sesak
Dalam kota-kota besar seperti Jakarta, di mana kendaraan umum adalah sarana transportasi bagi sebagian besar masyarakat, menyebabkan kondisi yang penuh sesak dan menyulitkan untuk sekedar melihat ke luar kendaraan.
Sasaran Pengrusakan
Media-media luar ruang rentan terhadap pengrusakan dari masyarakat yang tidak menyenangi adanya media iklan yang dipasang.
3.b. Poster


·      Kelebihan :
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca. Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Membuat informasi yang cukup lengkap.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.


·      Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
3.c. Spanduk


·      Kelebihan :
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca. Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Media ini tahan lama dan dapat dilihat dari jarak jauh.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.
·      Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
3.d. Flyer


·      Kelebihan :
Dari segi biaya relatif murah Media ini dan berisi informasi yang lengkap, serta mudah dibawa.
Dapat memberi gambarankan gambaran yang ditawarkan perusahaan.
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca. Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.
Penyerapan informasi lebih menyeluruh, karena ada kesempatan bagi komunikan untuk mempertimbangkan secara kritis apa makna informasi yang di baca.
·      Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian.
Karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
Orang cenderung mengabaikan informasi yang diberikan apabila bentuk flyer kurang menarik.
II.          Consumer sales promotion (Promosi Penjualan Konsumen)
Promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi pemasaran, selain daripada periklanan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat, dimana insentif jangka pendek memotivasi konsumen dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah.
·      Kelebihan :
Komunikatif
Mampu menciptakan respon audiens terhadap perusahaan
·      Kekurangan :
Hanya untuk pasar baru
III.          Trade Promotion and Co-marketing
Adalah konsep pemasaran dengan pola partnership demi akselersi penjualan, atau popular dirumuskan dengan ASA (Aksi +  Sinergi = Akselerasi), jadi dalam menjalankan aktivitas pemasaran partner memegang pernanan penting dalam mendongkrak penjualan contoh : Marylin Monroe yang mengukir tattoo mercy di pipinya.
·      Kelebihan : dengan menciptakan ikon produk tau partner , maka produk dengan cepat terkenal
·      Kekurangan : Manakala imej partner atau ikon jatuh, maka produk kita yang sudah identik dengan ikon tersebut akan ikut-ikutan jatuh.  
IV.          Packaging, Point-Of-Purchase

Konsep pemasaran yang menekankan kepada tampilan produk atau kemasan produk demi memikat pelanggan, sehingga menimbulkan niat bagi konsumen untuk membeli.

·      Kelebihan : dengan membuat kemasan yang berbeda maka akan membuat produk terlihat berbeda sehingga mengundang perhatian konsumen

·      Kekurangan : membuat biaya produksi naik sehingga memperbaiki harga, dan hal ini sangat bahaya untuk produk dengan permintaan elastic, sebab jika harganya sedikit saja berbeda dengan atau lebih tinggi maka akan mempengaruhi permintaan.


V.          Personal Selling

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

·      Kelebihan : Personal selling melibatkan komunikasi secara langsung dengan konsumen potensial, sehingga lebih bisa membujuk daripada alat-alat promosi lain.
1)   Proses komunikasi face-to-face menjadikan konsumen potensial lebih memperhatikan pesan dari komunikator.
2)   Personal selling dapat mendesain cara penyampaian pesan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi audience.
3)   Dalam personal selling terjadi komunikasi dua arah, sehingga dapat memungkinkan adanya dialog interaktif antarasalesperson dengan konsumen.
4)   Personal selling lebih memungkinkan untuk menyampaikan pesan yang kompleks mengenai suatu produk yang tidak dapat disampaikan melalui iklan.
·      Kekurangan
1)   Hanya dapat menjangkau sedikit konsumen potensial
2)   Relatif mahal
3)   Sulitnya mendapatkan salesperson yang memiliki kualifikasi sesuai kebutuhan perusahaan

VI.          Public Relations
Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:
a.         Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b.         Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c.         Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
d.        Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e.         Mendukung bauran pemasaran.
Kelebihan dan Kekurangan
·      Kelebihan
1)   Lebih terpercaya karena berasal dari lembaga formal atau orang yang dikenal
2)   Mampu menciptakan Susana yang dramatif
·      Kekurangan
Karena sumber informasi bukan dari internal, maka sulit dikendalikan perusahan



VII.          Brand Publicity

Merupakan konsep pemasaran yang memanfaatkan publikasi media massa untuk mendongkrak popularitas produk. Biasanya dengan cara membuat berita unik dan langkah hingga kemudian menjadi bahan liputan media massa. Contohnya : Tung Desem Waringin yang me-launching bukunya dengan cara membuat arak-arakan keliling kota dengan nasi duduk sehingg mengundang pehatian media massa untuk meliput.

·      Kelebihan :   Tidak memerlukan banyak biaya, produk lebih cepat dikenal karena kemunculannya yang unik lewat media massa.

·      Kekurangan : informasi yang diberitakan tidak tersampaikan secra utuh, dan akan banyak dipengaruhi oleh berita lain, apalagi jika berita hasil publikasi tersebut bukan headline.

VIII.          Corporate Advertising

Disamping mengkiklankan suatu produk, adalakanya sebuah perusahaan harus juga diiklankan dan diperkenalkan ke masyarakat luas, ini sebagi upaya untuk menciptakan “Sense of Belonging” atau rasa kepemilikan yang tinggi terhadap perusahaan penghasil produk. Contoh : PT.Chevron , yang meluncurkan iklan yang menggambarkan profil companymereka, atau juga kita biasa melihat di metro tv khususnya di bagian advertorial

·      Kelebihan : membuat imej perusahaan kuat di benak konsumen, sehingga ketika perusahaan tersebut men diversifikasi produknya maka konsumen yang sudah loyal terhadapa perusahaan tadi akan menerima produk baru tersebut.

·      Kekurangan : Setiap perusahaan ada yang diperkenalkan dengan mengkikutsertakan “Personal Branding” yang merupakan daya tarik atau untuk konsumen, biasanya personal branding tersebut berasal dari sang pemilik perusahaan. Namun disinilah letak kekurangannya, sebab manakala sang pemilik perusahaan imej atau popularitasnya jatuh maka semua produk dari perusahaan tersebut akan ikut-ikutan jatuh. Contoh : MQ Coorporation yang menonjolkan AA Gym sebagai sosok sentral sebagai daya tarik untuk mengundang konsumen. maka ketika imej AA Gym sedang tidak baik karena poligami, maka usaha-usaha di bawah MQ Coorporation ikut-ikutan gulung tikar.  


IX.          The internet

Internet adalah sumber informasi yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer, sebagian besar penduduk bumi menggunakan internet dan terhubung dengan masyarakt lain di seluruh penjuru dunia, bahkan ada sebagian pengguna internet lebih eksis di dunia maya disbanding di dunia nyata. Ini mengakibatkan perhatian konsumen beralih ke dunia maya. Maka aktivitas pemasaran harus dilakukan lewat internet. Maka muncullah istilah e-commerce yang dalam bentuknya berupa website perusahaan, blog, dan jejaring social. Contoh : toko penjualan buku online www.amazone.com


·      Kelebihan : Biaya murah bahkan hmpir tidak ada, seperti misalnya kita mempromosikan produk lewat situs jejaring social seperti Facebook, Twitter, Kaskus dan lain sebagainya.

·      Kekurangan : untuk brand perusahaan yang belum terkenal, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menciptakan trust atau kepercayaan konsumen sebab isu penipuan di internet cukup mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan transaksi online. 

X.          Direct marketing

Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat konsumen.

·      Kelebihan
1)   Dengan Direct Marketing diharapkan suatu produk/jasa dapat menjangkau target pasarnya
2)   Biaya yang dikeluarkan jauh lebih efektif mengingat penjualan yang dilakukan adalah penjualan yang berulang (repeat sales) dengan target pasar yang cukup jelas
3)   Direct marketing dapat dilakukan melalui berbagai jenis bentuk media
4)   Dengan Direct Marketing akan mudah dihitung respon yang muncul dari kegiatan marketing disamping dapat mempermudah pembuatan anggaran promosi
5)   Dengan direct media, feedback dapat diperoleh langsung dari konsumen
6)   Dengan Direct Marketing, kegiatan riset harga, promosi, dan penentuan waktu dapat dengan mudah dilakukan
7)   Dengan menggunakan direct media pesan yang disampaikan dapat dikustomisasi untuk konsumen yang dituju
8)   Database konsumen dapat dengan mudah dibentuk dalam Direct Marketing sehingga dapat diraih penjualan yang berulang dari satu pelanggan
9)   Kesempatan untuk membentuk hubungan jangka panjang dengan konsumen dapat dilakukan melalui database konsumen yang sudah ada
10)    Database konsumen dapat digunakan untuk membuat profil konsumen, membagi konsumen dalam berbagai segment, mengumpulkan informasi tentang suatu produk/jasa dan bahkan mencari alasan seseorang membeli produk/jasa atau tidak
·      Kekurangan
1)   Direct Marketing yang dilakukan lewat pengiriman surat misalnya, konsumen yang ditelepon setiap saat ataupun penawaran lewat sales dapat menimbulkan citra negatif dimata konsumen terutama saat konsumen membutuhkan privacy atau tidak mau diganggu
2)   Tingkat ketepatan daftar yang digunakan untuk menunjuk target market yang dituju terkadang terlalu rendah, karena daftar yang digunakan tidak sesuai dengan target market yang disasar oleh perusahaan
3)   untuk melaksanakan Direct Marketing diperlukan fasilitas dan sarana yang cukup memadai misalnya fasilitas telepon on-line, SDM yang handal dan menguasai informasi suatu produk/jasa dimana perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan fasilitas tersebut
4)   Semakin lama harga-harga untuk iklan yang menggunakan media direct mail makin mahal, sehingga banyak yang beralih menggunakan media internet
XI.          Experiantial Contact: Events, Sponsorship

Konsep pemasaran yang menarik perhatian konsumen dengan cara menciptakan pengalaman dalam menggunakan produk kita, atau dengan kata lain yang dtonjolkan bukan lagi produknya, melainkan “pengalaman” menggunakan produk tersebut. Contoh : Saung Mang Ujo Bandung yang menjual pengalaman menyaksikan pertunjukan sekaligus memainkan angklung sebagai sarana untuk menarik konsumen datang ketempatnya, bahkan sejak saung mang ujo memploklamirkan diri sebagai Pusat kebudayaan angklung Indonesia, konsumen nya tidak hanya datang dari dalam negri bahkan dari seluruh penjuru dunia, padahal saung mang ujo tidak pernah beriklan besar-besaran.

·      Kelebihan : konsumen dengan cepat akan tertarik untuk membeli sebab pengalaman menggunakan atau mengkomsumsi produk tersebut membuat mereka rela membayar sekalipun mahal.

·      Kekurangan : dengan menjual pengalaman atau lifestyle maka segmentasi pasar akan terbatas hanyak kepada konsumen yang sesuai dengan segmen tersebut.

XII.          Customer Service

Untuk usaha-usaha yang paham betul pada kelengkapan informasi produk untuk meyakinkan konsumen maka mereka akan menekankan pantingnya CS atau costumer service, sebab CS bisa menjalankan fungsi sebagai juru bicara internal perusahaan dalam menjelaskan produk, bahkan bisa mengubah persepsi konsumen yang tadinya skeptic terhadap produk yang kita miliki.

·      Kelebihan : menjadi garis terdepan dalam mendengar dan menerima berbagai kondisi konsumen mulai dari ketidakpuasaan, keluhan hingga menjawab rasa keingin tahuan konsumen. sehingga persepsi konsumen bisa diukur dan terkontrol.

·      Kekurangan : menambah beban biaya operasional

XIII.          Word of Mouth
Konsep Pemasaran yang jenius adalah pemasaran yang bisa menciptakan kondisi dimana yang menjual suatu produk bukan lagi si penjual, akan tetapi produk itu sendirilah yang menjual dirinya. Bagaiman caranya? Tentu dengan menciptakan kondisi yang dimana kita berhasil memuaskan keinginan pelanggan sehingga timbul loyalitas lalu kemudian pelanggan-pelanggan tersebut mengundang pelanggan yang lain lewat isu dari “mulut ke mulut” inilah yang dinamakan “word of mouth” dan ini lebih efektif daripada menghabiskan dana yang besar hanya untuk beriklan lewat media massa. Sebab rekomendasilah yang bisa sangat berpengaruh terhadap keputusan pelanggan untuk membeli. Contoh : Barack Obama yang dengan cepat mendongkrak popularitasnya dalam pemilu presiden AS kemarin dengan konsep kampanye mulut ke mulut.
·      Kelebihan : produk dengan cepat laris manis di pasaran serta menciptkan daya beli yang besar
·      Kekurangan : produk juga dengan cepat dapat ditingglkan pelanggan manakala isu yang dibicarakan dari mulut ke mulut tersebut merusak imej perusahaan atau produk kita.

Demikian beberapa penjelasan konsep bauran pemasaran yang saat ini sedang terjadi dan di jalankan oleh hampir semua korporat modern untuk tetap bisa bersaing dalam merebut hati pelanggan. Namun adapula yang collapse sebab tidak pekanya korporat-korporat tersebut terhadap perkembangan ilmu pemasaran.